Jumat, 18 Mei 2018

Analisis Teknikal Saham LQ45 dengan 3 Macam Indikator


Grafik Saham LQ45 dengan 3 macam Indikator.

Kita berjumpa lagi untuk membahas beberapa saham LQ45 dengan 3 macam indikator. Indikator tersebut yaitu bollinger bands, MACD, dan Stochastics.
      Grafik Saham SSMS
1. Dilihat dari grafik bollinger bands tidak ada sinyal yang menunjukkan akan ada kenaikan saham SSMS, namun bisa berpotensi mulai ada perubahan trend dari bearish ke bullish. 
2. Demikian juga dengan grafik MACD, belum ada tanda yang menunjukkan adanya perubahan trend, tetapi berpotensi terjadi perubahan trend bearish ke bullish, terlihat garis MACD mulai mendekati garis signal. 
3. Pada grafik stochastics belum juga menunjukkan adanya trend bullish, tetapi kerena sudah over sold dan garis K sudah memotong garis D, hal ini dapat berpotensi ada perubahan trend menjadi bullish trend.

Dari ketiga indikator yaitu bollinger bands, MACD, dan stochastics mengindikasikan saham SSMS berpotensi bullish.

Contoh berikutnya saham AKRA.

                    Grafik saham AKRA


  1. Berbeda dengan grafik saham SSMS di atas. Grafik bollinger bands pada saham AKRA sudah mulai menyempit, artinya ada kemungkinan untuk bullish.  
  2. Grafik MACD memotong garis garis signal, sehingga merupakan sinyal bullish.
  3. Demikian juga garis K pada bollinger bands memotong garis D juga merupakan sinyal bullish.
Dari tiga indikator bollinger bands, MACD, dan stochastics mengindikasikan saham AKRA besar kemungkinan untuk bullish.

Data Saham LQ45  periode Februari --Juni 2018 selama Februari--Mei 2018


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Saham LQ45 periode Februari -- Juli 2018 sampai akhir Mei 2018 terdapat 4 saham yang bullish yaitu INCO, MYRX, PTBA, dan TRAM, dan saham yang lain Bearish.
Jika dipersenkan  (4/45) x 100%  = 8,89 %.
Sehingga menimbulkan beberapa pertanyaan.
  1. Mengapa Saham LQ45 periode Februari--Juli 2018 anjlok? Kelompok saham pilihan yang dipilih oleh pakar-pakar investasi dan saham ternyata tidak bisa menjadi acuan untuk menjadi  tabungan saham. Hanya 8,89 % bullish sedangkan yang 91,11% bearish (turun) bahkan banyak sekali yang terjun.
  2. Apakah selama 4 bulan belum cukup untuk menilai saham-saham tersebut?
  3. Apakah pada 2 bulan yang akan datang sampai ke batas akhir periode, sampai juli 2018 akan bullish? 
  4. Apakah para pakar saham  salah pilih dalam menentukan saham LQ45?
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan di atas.
1. Saham LQ45 ditentukan dengan analisis fundamental selama periode sebelumnya. Penentuan saham LQ45 didasarkan frekuensi transaksi yang menunjukkan kapitalisasi pasar perusahaan dan likuiditas perusahaan. Jika di gambarkan dalam grafik, dalam analisis teknikal mencapai puncak. Hal ini akan mengkibatkan jenuh beli yang terlihat dalam misalnya indikator stochastics analisis teknikal. Investor banyak yang menjual sahamnya. Akhirnya anjlok.

2. Selama 4 bulan sudah cukup untuk melihat pergerakan harga saham berikutnya, pada periode tertentu ke depan dan dapat menilai tren suatu saham bearish atau bullish. Analisis teknikal dengan menggunakan beberapa indikator akan dapat melihat arah tren suatu saham. Lebih tepatnya saham LQ45 merupakan tabungan saham jangka panjang. Tapi bagaimana kita yakin kalau dalam bulan saja sudah anjlok beberapa %.

3. Jika dilihat dengan 3 indikator misalnya Bollinger Bands, MACD, dan Stochastic ada beberapa saham LQ45 yang berpotensi melanjutkan kenaikannya.

4. Para pakar tidak salah pilih saham dalam menentukan saham LQ45. Tetapi analisis fundamental perusahaan belum tentu sinkron dengn analisis teknikal. Nah dalam hal ini para pakar investasi yang mempunyai kewenangan untuk menentukan saham LQ45 harap memperhatikan akibatnya. Bagaimana kita mau mensosialisasikan menabung saham kalau rekomendasi saham malah anjlok. Orang yang awam akan semakin tidak percaya dengan saham. Semakin menganggap saham adalah perjudian dsb. Hal ini merupakan salah satu penyebab jumlah investor saham di Indonesia sekitar 0,43% dari jumlah penduduk Indonesia.

Semoga bermanfaat.